Pemesanan: 085722664373
RuMAH PARENTING menyediakan 2 macam program:
- Seminar dengan durasi 2,5 - 3 jam
- TUT (Training untuk Terampil) selama 2 hr
Berminat mengadakan Seminar atau TUT RuMAH PARENTING??
Info dan keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Admin 085659309244
Agenda RuMAH PARENTING 2020
14 Maret 2020 Seminar Smart Parenting Mendidik Anak Berkarakter Unggul Cikarang
8 Februari 2020 Previu dan Terapi SEFT
25 Januari 2020 Seminar Smart Parenting Mendidik Anak Berkarakter Unggul Masamba, Luwu Utara Sulawesi Selatan
18 Januari 2020 Seminar Smart Parenting Mendidik Anak Berkarakter Unggul SDIT Al Fatih Tangerang
Agenda RuMAH PARENTING 2019
22 Desember 2019 : Seminar Smart Parenting Mendidik Anak Berkarakter Unggul Manado
7 Desember 2019 : Seminar Aplikasi Teknik Time Out di Rumah dan Sekolah
2 Desember 2019 : Seminar Smart Parenting Mendidik Anak Berkarakter Unggul GOPTKI Purbalingga
30 November 2019 : Motivasi sukses SMPN 45 Bandung
17 November 2019 : Seminar Self Healing Komunitas SPJ Rabbani Bandung
7 November 2019 : Seminar Parenting Miracles At Home TK As Salaam Bandung
Agenda RuMAH PARENTING 2018 :
30 Mei 2018 : Seminar Teknik PARENTING Kawasan Industri Delta Mas Cikarang
Agenda RuMAH PARENTING 2015:
15 November 2015 - In House Training "Mendisiplinkan Siswa Secara Efektif - TK,SD Al Fatih, Tangerang
29 Septemver 2015 - Seminar "Peran Keluarga dan Sekolah dalam Pembentukan Karater Anak yang Berkepribadian Luhur di Era Gadget" , Gd Erlangga, Madiun
6 Juni 2015 - In House Seminar "Peran Orang Tua dalam Membangun Pribadi Anak yang Berkarakter", Honda Manufacturing Precicion Part
28 Maret 2015 - In House Seminar - serikat pekerja, Tambun
31 Januari 2015 - In House Seminar "Mendidik Anak diEra Digital" - Sekolah Al-Irsyad , Cikutra, Bandung
17-18 Januari 2015 - TUT PARENTING, baitusysyukur, bandung
Agenda RuMAH PARENTING 2014:
13 Dec 2014- In House Seminar, An-Nahl Islamic School, Bogor
6 Dec 2014 - Pengajian Parenting Majalah Percikan Iman, Rabbani, bandung
8 November 2014 - In house seminar, PT Omron, kawasan industri
26-30 September 2014- TUT PARENTING, baitusysyukur, bandung
14 September 2014 - Seminar, Salman ITB, bandung
31 Agustus 2014 - Seminar, Purwodadi
5 Juli 2014 - Kelas Parenting "Pencegahan Kekerasan Seksual", Salman ITB, Bandung
21 Juni 2014 - Seminar untuk karyawan TOSHIBA, Cikarang
14 Juni 2014 - seminar untuk karyawan POLITE, Bandung
24 Mei 2014 - Kelas Parenting "Parenting With Love", Salman ITB, Bandung
3 Mei 2014 - SD Islam Plus An-Nur, Cikarang
Seminar "Membentuk Anak Cerdas dan Berkarakter dengan Teknik PARENTING"
24 April 2014 - Mamazy, Promo produk di Salatiga
Seminar Parenting "Mendidik Anak dengan Mudah dan Menyenangkan"
13 April 2014 - SDIT DJ, Majalaya
Seminar Parenting "Mendidik Anak dengan Mudah dan Menyenangkan"
12 April 2014 - Dinas Pendidikan, Lembang
Seminar Parenting "Mendidik Anak dengan Mudah dan Menyenangkan"
12 Januari 2014 - EO Bandoeng Sae, Bandung - Aula Taman Pramuka, Bandung
Talkshow Parenting "Cara Penggunaan Teknik Time Out pada Anak"
Agenda RuMAH PARENTING 2013:
1 Desember 2013 - Aula Seno Medika Klinik Khitan
Talkshow Parenting "Pencegahan dan Penanganan Sex di Kalangan Remaja"
9 November 2013 - Nova Ladies Fair
RuMAH PARENTING dan MAMAZY Partisipasi dalam Bazaar
21 September 2013 - Sekolah Tunas Unggul, Pasir Impun, Bandung
Seminar Magic Parenting "Membentuk Anak Cerdas Spiritual dan Finansial"
15 September 2013 - IMAS (Indonesian Muslim Association in Singapore) @ Masjid Istiqamah, Kedutaan Besar Indonesia di Singapura
Seminar Parenting "Mendidik Anak Disiplin dengan Cinta"
11 Juli 2013 - DKM RSUD Ujung Berung
Seminar Parenting "Cara Mendidik Anak dengan Mudah dan Menyenangkan"
25 Mei 2013 - PT Panasonic Health Care Indonesia, Cikarang
Seminar Parenting "Cara Mendidik Anak Agar Cerdas dan Berkarakter dengan Teknik PARENTING yang praktis dan mencerahkan"
30 April 2013 - Dinas Pendidikan Kuningan
Seminar Parenting "Cara Mudah Mendidik Anak, Aku Bahagia Menjadi Orang tua"
14 April 2013 - EO Bandoeng Sae, Bandung
Seminar Parenting "Tips n Trik membangun Kekompakkan Pasangan dalam Parenting"
16 Maret 2013 - Sekolah Mentari Ar-Ridho, Jakarta Timur
Seminar Parenting "Membentuk Anak Cerdas Berkarakter"
9 Maret 2013 - Rumah Kreasi NOVA, Bandung
Seminar Parenting "Mengatasi Marah dan Perilaku Buruk pada Anak"
3 Maret 2013 - GSG Citra Komplek Bumi Panyileukan, Bandung
Seminar Parenting "Cara Mendidik Anak dengan Mudah dan Menyenangkan"
4 Februari 2013 - Gd. Erlangga, Bandung
Seminar dan Workshop Parenting "Time Out untuk Mengatasi Marah dan Perilaku Buruk pada Anak"
19 Januari 2013 - Sekolah Gagas Ceria, Bandung
"Komunikasi Efektif"
Anak usia balita sering berkata "tidak" sebagai jawaban atas larangan maupun perintah orang tuanya. Mengapa? Sebagai orang tua mungkin pernah punya pengalaman sama. Si kecil menolak perintah atau larangan Anda, dan bahkan berteriak-teriak,"Tidak! Tidak!" sambil menghentakkan tangan dan kakinya sebagai tanda protes. Si kecil yang waktu bayi tampak penurut, kini berubah suka membangkang. Anda tak dapat menghindarinya.
Meski kata "tidak" mungkin bukan merupakan kata pertama yang ia ucapkan, tapi bagi kebanyakan anak usia ini, dengan segera kata "tidak" menjadi kata favorit yang paling sering diucapkan. Sebab, ia cenderung lebih sering mendengar kata "tidak" dari Anda, terutama ketika Anda tak setuju dengan perilakunya. "Tidak, kamu harus pulang sekarang!" ketika ia menolak diajak pulang saat bermain di rumah temannya. Atau,"Tidak, kamu tak boleh menyentuh itu!" saat tangannya diulurkan ke arah kompor. Begitu pun waktu ia mencoba naik ke atas meja,"Tidak, nanti jatuh!" atau "Tidak, nanti pecah!" saat ia memegang gelas kaca.
Selain itu, "hobi"nya berkata "tidak" juga disebabkan ia ingin menunjukkan siapa dirinya. Ingat, di usia ini ia mulai mengembangkan kemandiriannya. Dengan berkata "tidak" secara terus-menerus dan berulang-ulang, menurut Eisenberg, Murkoff & Hathaway dalam buku What to Expect The Toddler Years , akan memunculkan kesadarannya bahwa ia sekarang menjadi pribadi yang terpisah dari ayah-ibu. Kata "tidak" menjadi deklarasinya untuk menunjukkan kemandiriannya, dengan mengetes otoritas Anda dan otonominya. Ia akan berkata "tidak" pada perintah Anda, larangan dan batasan yang Anda berikan, serta terhadap apa pun. Yang menggelikan, kadang-kadang ia pun berkata "tidak" pada keinginan-keinginannya sendiri. Seolah-olah kata "tidak" meluncur secara otomatis dari mulutnya.
Suka Membangkang
Anda bukan satu-satunya orang yang akan diberinya kata "tidak". Babysitter, pembantu, kakek-nenek, tante dan paman, bahkan teman bermainnya, juga akan disemburinya dengan kata itu. Dalam upaya melindungi kebenarannya sebagai pribadi terpisah, ia tiba-tiba bisa menjadi posesif terhadap miliknya. Jika ada orang yang dirasanya mengancam dirinya dan miliknya, tanpa ragu-ragu ia akan berkata "tidak".
Tapi, Anda tak usah cemas. Menurut ahli, respon negatif (sikap menolak) si kecil, bukan merupakan refleksi Anda sebagai orang tua maupun anak sebagai pribadi. Usahanya menentang otoritas Anda, 100 persen sehat dan normal. Lebih dari itu, Anda dapat mengetahui perkembangan inteligensi anak Anda. Sebab, seperti dikatakan psikolog Retno Pudjiati Azhar, respon negatif yang ditunjukkan anak, berkaitan dengan perkembangan inteligensinya. Dengan ia menolak, Anda jadi tahu bahwa kemampuan analisanya mulai berkembang. "Justru bila anak nggak pernah membangkang, selalu patuh, penurut, kalem, kita harus curiga, ada apa ini?" kata staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini.
Tapi, tak berarti Anda boleh mengabaikan respon negatifnya. Ia harus belajar mengendalikan dirinya, agar ia dapat bersosialisasi dengan baik. "Orang tua harus mulai menanamkan nilai-nilai moral. Sebab, salah satu aspek pokok yang harus dikembangkan anak usia ini ialah perkembangan moral. Tentunya di usia ini nilai-nilai moral yang ditanamkan masih terbatas pada pengenalan baik dan buruk," kata Retno. Dengan Anda berkata "tidak", lanjut Retno, anak jadi tahu apa yang boleh dan tak boleh dilakukannya. Tapi, lanjutnya,"Jangan keseringan mengatakan 'tidak' atau 'jangan' karena dapat berdampak buruk terhadap tumbuh-kembang anak." Antara lain, si kecil jadi tak percaya diri, ragu-ragu, selalu akan minta dukungan orang lain untuk melakukan sesuatu. Jadi?
Bijaksana
Katakan "tidak" hanya untuk alasan tepat. Misal, saat ia minta ayunan sementara rumah Anda tak punya halaman. Atau di toko ia merengek minta dibelikan mainan yang sebetulnya sudah ia miliki. Juga bila ia ingin nonton teve seharian. Begitu pula untuk hal-hal yang berbahaya baginya dan orang lain. Misal, ia ingin memanjat pohon, naik ke atas meja, atau memukul temannya. Anda pun jangan buru-buru bilang "tidak" sebelum yakin terhadap apa yang akan ia lakukan. Sekali pun ia jelas-jelas menuju meja, tunggu sampai ia mengambil ancang-ancang untuk naik. Jika belum-belum Anda sudah berseru,"Jangan naik ke meja!" padahal mungkin sebenarnya ia tak bermaksud begitu, mungkin ia malah sengaja melakukannya.
Tapi, jangan berkata "tidak" lalu selesai. Ia perlu diberi penjelasan "mengapa tidak". Meski ia tak selalu mampu mengerti atau menerima penjelasan Anda, pada akhirnya ia akan mengerti juga, kok . Karena itu, penjelasan Anda harus sederhana dan disesuaikan tingkat pemahamannya. Misal,"Kamu tidak boleh naik ke atas meja, karena kamu bisa jatuh dan terluka." atau,"Kamu tidak boleh memukul temanmu, karena pukulan membuat sakit."
Jika ia minta dibelikan sesuatu dan Anda tak punya cukup uang, jangan beri ia penjelasan dengan merinci keuangan Anda, karena hanya akan membuatnya bingung. Daripada mengatakan,"Mobil-mobilan itu harganya mahal. Ayah tahu kamu akan senang sekali jika bisa memilikinya, tapi kebutuhan kita masih banyak. Kita tak bisa menggunakan semua uang untuk membeli mainan, karena kita juga perlu uang untuk membeli makanan dan pakaian," lebih baik katakan,"Ayah tak punya cukup uang untuk membeli mobil-mobilan itu."
Rumah Harus Aman
Menjaga keamanan di rumah juga akan menolong Anda mengurangi berkata "tidak". Ingat, anak usia ini sedang sibuk mengeksplorasi dunianya dan mempelajari keterampilan-keterampilan baru untuk mengerti bahwa ia bisa dan tak bisa. Jadi, buatlah rumah Anda aman untuknya dan ia pun aman berada di rumah.
Pasang steker listrik di tempat yang jauh dari jangkauan anak atau beri penutup jika posisinya sudah terlanjur di bawah. Halangi jalan naik ke tangga atau jalan masuk ke kolam renang dengan membuatkan pintu pengaman. Beri pagar di sekeliling kolam ikan. Simpan benda-benda tajam, obat-obatan, dan bahan kimia pembersih di tempat tertutup dan tak mudah dijangkau anak. Jauhkan segala sesuatu yang bisa ditarik dan dijatuhkan seperti taplak meja berjuntai dan benda-benda pajangan. Jauhkan barang-barang yang bisa diangkat atau mudah didorong anak sebagai alat untuk naik ke tempat tinggi, dan lainnya.
Kendalikan Diri
Bagaimana jika Anda sudah bilang "tidak" tapi si kecil cuek? Cobalah untuk tak hilang sabar. Sebab, kemarahan Anda pada keteguhan hatinya hanya akan memperkuat kemarahannya atas "campur tangan" Anda. Lebih bijaksana jika kita bereaksi tenang (dan sungguh-sungguh) daripada marah-marah. Misal, ia ngotot mau naik ke atas meja dan tetap berusaha naik meski sudah dilarang. Nah , daripada memarahinya, lebih baik angkat si kecil walau mungkin ia meronta sambil menjerit-jerit sebagai tanda protes. Bila ia sudah tenang, jelaskan mengapa Anda tadi mengangkatnya. Anda bisa berkata,"Kalau kamu berdiri di atas meja, bisa jatuh. Sakit, lo, rasanya."
Tetapkan Batasan
Ia membutuhkan batasan-batasan, karena ia sering tak bisa mengendalikan dorongan hatinya dan menjadi menderita ketika kehilangan kontrol. Tentukan batasan-batasan untuk melindunginya dari bahaya dan ajarkan ia membedakan perilaku yang diterima dan ditolak. Selain itu, batasan-batasan Anda juga melatihnya disiplin untuk mengembangkan kemandiriannya, agar ia bisa mengarahkan dirinya sendiri.
Batasan-batasan ditetapkan oleh Anda dan dilaksanakan dengan kasih sayang. Biarkan ia tahu apa yang diharapkan, dan sediakan sesuatu yang menyenangkan untuk membuat ia aman saat bereksplorasi dan berkembang. Tentang apa saja batasan-batasan yang harus ditetapkan, tergantung pada prioritas Anda. Tiap keluarga punya aturan sendiri. Dalam banyak keluarga, kebiasaan sopan santun dan etiket sederhana (seperti menggunakan kata "Tolong", "Terima Kasih"), saling berbagi, menghargai perasaan orang lain, adalah yang utama. Yang penting, batasan-batasan itu harus bisa benar-benar dilaksanakan sepenuhnya oleh Anda maupun anak.
Copyright © 2022 RuMAH PARENTING · All Rights Reserved